Maz Kembar tidak pernah memasang tarif saat diundang menjadi penceramah atau pembicara, Jika ada yang mengatakan Maz Kembar Memasang Tarif, itu adalah FITNAH

Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget

- See more at: http://masgober.blogspot.com/2013/10/cara-membuat-widget-like-box-fanspage.html#sthash.ZK0xYKtO.dpuf

iklan

iklan

Jumat, 27 Juni 2014

Revolusi Masjid Bareng Ustad Adi Abdillah"Dosa-dosa besar Takmir Masjid #1"

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah HANYALAH orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun dan apapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS AT Taubah : 18)


Assalamualaikum Warahmaullahi Wabarakatuhu
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’iin.. 
Pembaca yang budiman, semoga artikel kecil ini akan menjadi pembuka wawasan para pembaca sekalian dan  menjadi jalan perubahan menuju ke arah kebaikan bagi kaum muslimin di negeri ini.
Nabi Muhammad SAW ketika berhijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau sudah merancang sebuah program besar yang akan beliau SAW jalankan setibanya di Madinah. Tahukah Saudara, program apa itu? Ya, beliau SAW memiliki program membangun masjid.  Program pertama yang beliau SAW buat, bukanlah membangun rumah pribadi, mencari lahan bisnis pribadi dan sebagainya, tetapi yang PERTAMA kali beliau SAW bangun, setibanya di kota Madinah adalah membangun masjid.
Mengapa beliau SAW menjadikan masjid sebagai program pertama beliau? Hal ini karena Nabi SAW memang memiliki visi, bahwa masjid adalah pusat ibadah kaum muslim, yang di dalamnya juga Nabi SAW bisa mengatur urusan politik, ekonomi dan sosial. Jadi masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah sholat, dzikir dan ngaji doang, tetapi bener-bener menjadikan masjid sebagai solusi berbagai persoalan di masyarakat, baik persoalan itu menyangkut masalah politik, ekonomi, sosial dan keagaman. Jika fungsi-fungsi ini berjalan dengan benar, tentulah masyarakat akan makmur dan sejahtera. Dan itulah yang terjadi di kota Madinah. Nabi SAW sukses menjadikan masjid sebagai pusat perubahan dan perbaikan.
Saya sungguh sedih ketika saya mengisi sebuah pengajian di pelataran masjid sebuah kampus ternama di Yogyakarta ini. Ketika itu terjadilah dialog antara saya dan para mahasiswa :

Saya                     : Saya ingin tanya kepada hadirin semua, siapakah diantara Saudara yang saat ini      sedang ada masalah besar?
                               (tiba-tiba ada seorang mahasiswa angkat tangan)
Mahasiswa          : Saya ustadz.
Saya                     : Hemm apa masalahmu dik?
Mahasiswa          : Ustadz, sudah dua (2) bulan ini saya nunggak belum bayar kos-kosan.
                              (saya tercenung sebentar untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Lalu                                   mahasiswa itu pun mengacungkan tangan, isyarat ingin berbicara)
Mahasiswa          : Ustadz, bolehkah saya tanya sesuatu?
Saya                     : boleh dik, silakan.
Mahasiwa       : Ustadz, salah satu fungsi obat maag itu adalah untuk menghilangkan perih di lambung. Nah, bolehkah saya minum obat itu setiap hari ustadz?
Saya                     : Masyaallah... memangnya kenapa mesti makan obat maag tiap hari?
Mahasiwa            : Ustadz, normalnya orang itu makan sehari tiga kali. Nah, kemampuan saya Cuma dua kali sehari, yaitu pagi dan malam. Untuk mengantisipasi perut lapar pada jam-jam makan siang, maka sekitar jam 11 saya minum obat maag. Sehingga saat-saat jam makan siang, saya tidak merasakan perih.
                            (mendengar jawaban mahasiswa tersebut, saya terdiam, lalau segera bertanya..)
Saya                     : Siapa diantara kalian yang saat ini menjabat sebagai takmir masjid ini?
Mahasiswa x       : Saya ustadz.
Saya                     : berapa jumlah uang kas masjid?
Mahasiswa x       : 11 juta ustadz.
Saya                     : Astaghfirullah..... Anda pegang uang 11 juta rupiah, sementara orang-orang yang biasa menghidupkan dan meramaikan masjid gak makan dan gak bisa bayar kontrakan! Ini suatu kezoliman!

Pembaca yang baik, itulah fenomena masjid-masjid yang ada saat ini. Mari kita telisik lebih dalam. Berikut adalah dosa-dosa besar takmir masjid yang mereka tidak menyadarinya.
1.      Menjadikan masjid sebagai bank/celengan

Ini adalah dosa takmir masjid yang pertama. Mereka lebih senang dan bangga jika bisa menunjukkan dan mengumumkan ke para jama’ah/masyarakat bahwa saldo kas masjid mencapai Rp 40 juta, 30 juta, 25 juta dan seterusnya. Padahal justru hal itu menunjukkan bahwa takmir masjid tersebut TIDAK MEMILIKI PROGRAM, sehingga mereka KEBINGUNGAN dengan uang amanah dari masyarakat tersebut, mau diapain. Andaikata takmir masjid tersebut punya program yang banyak, tentulah uang di masjid itu tidak sampai berpuluh-puluh juta stag nan alias ngen-down.

Wahai sahabat pembaca yang dirahmati ALLAH SWT, saya menyarankan kepada Saudara, jika mau menabung, tabunglah ke bank, jangan ke masjid yang uangnya sudah berjuta-juta. Saya pernah membaca laporan kas masjid dari pemasukan infaq jum’at. Setiap minggu, mereka mendapatkan infaq dari jum’atan itu sebanyak rata-rata Rp 1,3 juta. Jadi, uang hasil infaq pekan-pekan yang lalu saja masih utuh, masak sekarang Saudara mau infaq di situ lagi? Mendingan Saudara infaq di masjid yang bener-bener hidup, ramai, banyak kegiatan, dan jelas dananya sangat minim atau ke panti asuhan, panti cacat atau ke para janda tua miskin di lingkungan Saudara. Maka untuk para takmir (pengurus masjid), saya menyarankan agar uang infaq yang ada di masjid itu segera didistribusikan.

Pergilah ke rumah sakit, disana banyak orang yang kebingungan, tiap hari keluar biaya, sementara pendapatan tidak ada karena sudah nggak kerja lagi. Saudara pembaca, berikut saya tuliskan sebuah pesan SMS dari sebuah pengasuh Panti Asuhan di Yogyakarta, isinya begini :
“Panti Asuhan Yatim dan Dhuafa Mafaza Yogyakarta, Jln Veteran 93, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta, Perempatan SGM Keselatan, Pagi ini Selasa, 7 Mei 2013, tidak bisa masak, untuk sarapan anak-anak Panti Asuhan karena beras dan mie di panti kosong dan habis. Mohon Do’anya semoga ALLAH memberikan rezeki dan jalan keluarnya untuk anak-anak asuh kami. Sehingga kebutuhan logistiknya bisa terpenuhi. Aamiin. “

Terus terang begitu membaca SMS ini saya menangis. Sediih sekali rasanya. Kemana orang-orang kaya di sekitar Panti tersebut dan kemana takmir masjidnya yang uangnya jutaan itu??? Jikalau memang ada sebuah masjid yang sengaja mengumpulkan dana hingga puluhan bahkan hingga ratusan juta, dengan tujuan untuk renovasi, ya silakan saja. Yang penting ada pengumumannya atau balihonya yang besar atau spanduk di halaman masjid, misalnya spandukbertuliskan “Mohon do’a restu dan dukungannya karena Masjid akan melakukan perluasan bangunan masjid”. Nah khan kalau ditulisi begini, lebih jelas dan tidak menimbulkan prasangka serta fitnah di masyarakat. Namun yang penting, walau masjid sedang menabung untuk renovasi atau perluasan area masjid, hendaklah tidak mengabaikan hak-hak tetangganya ALLAH SWT. 

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar